RSS

"SELAMAT DATANG" di sarana informasi lingkungan satu St. Katarina - GSMF Banyumanik SEMARANG

5 Jenis Persembahan menurut Perjanjian Baru

Pertama, persembahan nyawa. Tuhan Yesus berkata bahwa inilah ungkapan kasih yang lebih besar dari umat percaya, yakni apabila seseorang yang mengorbankan nyawa untuk kemuliaan Kristus maupun untuk saudara-saudara kita (Mat. 10: 39; Luk. 14: 26; Yoh. 15: 13; Kis. 15: 26). Hal ini diperlihatkan dalam kisah Stefanus, martir pertama yang dibunuh oleh kaum Farisi dengan melemparinya dengan batu (Kis. 7: 54 - 60). Pengorbanan nyawa untuk sesama dinyatakan dalam 1Yoh. 3: 16, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." Kesediaan berkorban dan menderita bagi orang lain dengan mengesampingkan kepentingan diri sendiri, itulah makna dari persembahan nyawa tersebut. Akan tetapi, persembahan nyawa juga dapat dilihat dalam wujud apabila seseorang tetap setia kepada Tuhan dalam menanggung penderitaan penyakit yang mengancam nyawanya, dengan tidak mengandalkan kekuatan-kekuatan lain untuk kesembuhannya. Sebab tidak sedikit orang percaya karena putus asa atau tidak memahami rencana indah Tuhan baginya, akhirnya mengikuti cara-cara berhala untuk memperoleh kesembuhan.

Kedua, persembahan tubuh, yakni memelihara kekudusan hidup dengan menjauhkan diri dari perbuatan najis dan dosa yang tidak berkenan kepada Tuhan. Firman-Nya berkata, "Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Rm. 12:1; Yak. 1: 27b). Demikian pula dinyatakan pada bagian lain, betapa pentingnya kita memelihara tubuh, "Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus?...Atau, tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu...(1Kor. 6: 13- 15, 19 - 20). Kita diminta memelihara tubuh yang kudus sebab Allah kita itu kudus (Im. 20: 26).

Ketiga, persembahan hati dan mulut, dengan menaikkan puji-pujian dan bibir yang memuliakan Allah dengan ucapan syukur (Ibr. 13: 15; Mzm. 28: 7; 30: 4; 51: 19). Kitab Efesus menuliskan, "dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati" (Ef.  5: 19 - 20). Alkitab juga mengingatkan, dengan lidah kita memuji Tuhan (Yak. 3: 5). Artinya, di segala tempat dan situasi kita tidak boleh menggunakan lidah dan mulut kita untuk hal-hal yang menyakitkan hati Allah dan orang lain, tetapi justru dipakai untuk memuliakan Dia.
Persembahan hati juga dinyatakan melalui kerinduan untuk selalu bersekutu setiap hari melalui doa, ibadah, dan membaca Alkitab. Bentuk persembahan hati lainnya diwujudkan melalui kerendahan hati dengan menerima perkataan atau perbuatan buruk yang dilakukan oleh pihak lain (Mat. 6: 14-15; Luk. 17: 4; Ef.  4: 32). "Korban perasaan" ini biarlah menjadi persembahan yang harum bagi Allah dengan tetap melihat Allah punya rencana dan akan hak Allah untuk menegakkan keadilan bagi semua, tidak merespon dengan cepat marah dan membalas kejahatan dengan kejahatan. (Rm. 12: 19; Ibr. 10: 30).

Keempat, persembahan waktu dan tenaga, dengan mengunjungi orang sakit, orang di penjara, dan memberi mereka yang haus dan tumpangan (Mat. 25: 31 - 46). Persembahan waktu dan tenaga kita berikan juga bagi kemuliaan Tuhan dengan mengunjungi dan menyatakan kasih kepada mereka yang menderita dan membutuhkan. Kitab Yakobus menuliskan, "Ibadah yang murni dan tidak bercatat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka (Yak. 1: 27a). Memberikan waktu dengan mengunjungi mereka, menghibur, dan berdoa bersama mereka yang sakit, teraniaya, atau menderita, maka hal itu sangat besar nilainya di hadapan Allah yang Maha Pengasih. Terlebih-lebih, meski tidak utama, apabila kita ikut meringankan beban kesedihan mereka dengan memberi bantuan (makanan atau kebutuhan hidup lainnya), sehingga dengan jalan itu kita telah memuliakan Allah.

Kelima, persembahan materi, berupa persembahan uang atau barang. Perjanjian Baru mengajarkan untuk menyisihkan persembahan uang setiap minggu.  Inilah biasanya yang kita berikan kepada gereja untuk dikelola sesuai dengan maksud Yesus dalam mendirikan dan memperluas kerajaan-Nya (1Kor. 16: 1-2).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar